![]() |
sumber foto:aliexpress.com |
Di
ini Bumi 1
Ada yang selalu terjaga
Selain mahal cinta
: lingkungan di sekeliling.
Kita mesti bersisian
menjagai jantung negeri.
Pepohonan adalah napas kita,
sedang laut seperti
tempat bersuci dan bermandi
Tak lupa pepohonan ditanam
dan dibiarkan hidup
sebagai kekasih.
Orang-orang bincang perihal
kasih yang kembang
Mereka maknai aroma pagi
juga bau ciuman
antara alam dan insan,
Seraya memuji-Nya
juga berjanji,
“ini bumi bakal kami jaga
sepenuh cium dan
kasih yang amat ranum!”
2020
Di
Ini Bumi 2
Di ini bumi, mestinya
kasih selalu dibuka dan dijaga.
Pepohonan jelma
jantung manusia
Aduhai, semisal lebat
daun-daun dan senyum
beribu kuntum.
2020
Di
Ini Bumi 3
Kita bertatapan
diskusi perihal negeri
yang mesti besar.
Ada permata di ini bumi
: aroma gadis dan bujang
yang amat menyayangi
negerinya sendiri.
Pepohonan menjagai
jantung manusia;
manusia merawat ini negeri;
negeri menghadiahi
kasih mahapucuk kepada
anak-anak kecil yang
mencintai pepohonan itu
: lunas
2020
Lelaki
Bermuka Pagi
Lelaki bermuka pagi
membuka jalan, lalu angin-
berkesiur dari timur laut
Ia ingin menahan segala luka
yang kini terlampau jerit
di serongga dada.
Ia inginkan hujan, malah
matanya yang basah;
ia inginkan api, dadanya yang hangus.
Akhirnya ia pasrah
atas ketetapan musim.
Lelaki bermuka pagi
membuka jendela agar segala
sesak lekas menguar pada ketinggian,
dan ia pun memilih menyepi
dan dekam sementara waktu
ketimbang lukanya itu makin tatu.
Lelaki itu, lelaki luka
Tak lain seperti sayatan
yang digarami lautan.
2020
Biodata
Penulis
Wahyu Hidayat merupakan
penulis dari Lampung. Buku terbarunya yang terbit tahun 2019 adalah Ozlemli Olum. Ia pernah juara 1 cipta
puisi nasional di UMPRI Pringsewu 2020, juara 1 cipta puisi umum di UMJ Jakarta
2019, juara 3 cipta puisi nasional di UMP Purwokwerto 2019, juara 3 cipta puisi
di UHAMKA Jakarta 2019, dll. Ia juga pernah terpilih menjadi seniman bidang
seni sastra di Lampung Utara. Puisi-puisinya masuk di beberapa media dan
antologi ASEAN. Saat ini ia masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Kotabumi (UMKO), Lampung. Alamat: Purwosari, Ratu Abung, Abung
Selatan, Lampung Utara, Lampung. No Wa/Telepon: 088286562573, IG: Awiyazayan,
dan email: wahyuhida1997@gmail.com
sangat bagus dan berbakat
BalasHapusPuisinya menyentuh, sangat berkesan, mengalir. Keren dah
BalasHapusI like kak wahyu... Good luck kak,,
BalasHapusAda yg terisolasi sebelum pandemi..
BalasHapusalih alih ingin bebas
tetap saja tak kuasa atas diri
penuh luka tak bergambar
Org tersayang memberi obat
seperti jus mengkudu tanpa gula
angin selalu ingin memberi
kesejukan kpada angin
ttpi angin lupa trhadap angin yg ingin
itulah ia
angin yang ikhlas tanpa membalas
siksa dunia
penebus bau busuk kelak
di alam akhirat
Angin muchlis
BarakaAllah.. semangat memberi manfaat yu ��
BalasHapusSukses selalu wahyu😊
BalasHapusBagus puisinya mas Wahyu.
BalasHapusKeren Kak Wahyu, diksinya segar banget, sukses selalu. Amin...
BalasHapusMakin produktif, semangat terus.
BalasHapusMantaaap.. Sukses terus, Dek
BalasHapusKhass!
BalasHapus