F, adalah imajinasi yang keluar dari meridian musykil,
kutamsil sebagai pohon rusukku dan pohon jambumu.
E, adalah episentrum kolaborasi naluri, membikin rumah
beratap sunyi jadi rahasia rasi di langit tinggi.
R, adalah ketepatan jarak tempuh cahaya dalam pupil pria
yang selamat dari lilit pita hitam wasangka wanita.
I, adalah penyatuan tiada henti. setelah sukses menginisiasi
batas kelamin seluruh sensasi.
N, adalah surga yang kita terka di altar merah dan mihrab raga,
dalam galip malam meditasi jingga jiwa
A, adalah aku yang Adam, pohon rusuk yang menunggang
ke tanah kuning dan batu putihmu di hari Sabtu pirang
Maka FERINA,
adakah kaubiarkan aku mendaki tali gila, ketika sarafku putus
nada dari ketukan cintamu yang malamalu tapi gebu itu?
2013
Narasi Penyesalan
di ujung tikung 69 dada batu.
ada telaga ibu sewarna susu
2013
Sebenarnya
aku tak mengenal diriku sendiri,
Tuhanku tak tahu dari langit mana,
imanku berada di ujung rambutku
yang basah, nyaris jatuh dan bersiap
pecah di udara.
Januari 2020
Lagilagi... ☺
BalasHapusLagi-lagi apa kak?
HapusLagi puisinya ππ
HapusKenapa puisiku Beb?
HapusKirim juga aaah
BalasHapusWajib
HapusEmang selalu keren
BalasHapusThank you π
HapusMantap..yuhui..
BalasHapusImajinasinya mantap bgt ππ keren...keren
BalasHapusBenar-benar luar biasa. Sajak-sajaknya memesona. Kapan tulisanku begitu? T.T
BalasHapusSelalu mempesona karyanya ☺️
BalasHapusWahhhhhh
BalasHapusmentor kece yang hebat, keren
BalasHapusPuisi adek mantap, sy suka permainan diksinya. Unik sekali
BalasHapusLuar biasa, kagum aku. Kereeennnππ
BalasHapus