sumber foto:wallpaperbetter.com |
Setetes Embun
Kita berjumpa di
persimpangan jalan gundah,
yang tak pernah
alpa oleh gaduh,
riuh angin
tertawa,
dan sapa kita tanpa tanya
Aku mulai menepi
dari jalan yang pernah kita tapak,
memungut
daun-daun jatuh dari pohon harapan
Aku mengerti,
aku bukanlah
Kartini atau Cut Nyak Din
yang mampu
menerobos dan membuka gerbang pertahanan hatimu
Aku hanya setetes embun yang berharap
jatuh di atas bibirmu
Madiun, 15,
April 2020
Pada Matamu
Aku ingin
membaca matamu,
mata yang kini
asing bagiku,
yang kerap
kulihat turun hujan dari sudut bola matamu,
jatuh membasahi
tanah kelahiranku
Katakan padaku, apa yang kau simpan di
dadamu
Ibu?
Madiun, 15 April
2020
Seikat Bunga
Kau memberiku seikat
bunga goyang dan rumput liar
Aku merasa kau telah memaksa mereka untuk
tumbang
Getah mengalir bagai hilir,
dari batang jadi luka radang
Kudengar dendang-dendang nyanyian mereka
jadi dendam
Saat kelopak menempel pada bibirku,
bila terbuka
akan kau dengar suara sumbang
Madiun, 15 April
2020
Biodata Penulis
Nama Lilis Karlina, lebih dikenal dengan
nama pena Lilis Wooden, lahir di Madiun pada 18 Juni 1997. Penulis saat ini masih berdomosi
di tanah kelahirannya, Madiun.
Selain hobi membaca dan menulis,
penulis
juga hobi marah-marah, suka dengan anak kecil dan hal-hal aneh, sedang bergiat
di COMPETER dan belajar QUOTE AIS #1, punya
jilbab kesayangan warna pink dan sedang mencari seseorang lewat sajak. “
Robohkan tembok penghalang mimpimu, yaitu putus asa. Meski sering gagal, karena kegagalan akan membuatmu
belajar tentang arti sebuah kemenangan” (Lilis Karlina).
Anda bisa
mengenal lebih dekat dengan penulis dan tukar pikiran lewat
akun IG
@putrililis1806
Kerennn
BalasHapusIni yang lihat sudah banyak tapi yang berkenan meniggalkan jejak masih minim. Ayo dung jangan lupa tinggalkan komentar sebagai bentuk dukungan/support buat penulis. MUMPUNG KOMENTAR TIDAK DILARANG he he he he .....
BalasHapusSemoga kedepannya makin baik lagi
BalasHapusAmiin..
HapusKagum kuhaturkan
BalasHapusPadamu Sang Putri Jelita
Senyum paripurna
Semangat terus ya Lis,
Tuan putri di masa SMA
Keren ini komentarnya he he he he
HapusTerima kasihππ»π
HapusHehhe ini juga masih serasa SMA
HapusPuisi-puisinya sudah bagus. Kalau boleh, sedikit masukan dari saya. Untuk puisi SETETES EMBUN ada kata "alfa", saya kira lebih cocok dengan kalimaynya jika "alpa", sebab "alfa" dan "alpa" berbeda.
BalasHapusUntuk puisi pada matamu, ada kalimat /aku ingin menatap matamu/mata yang kini asing bagiku/yang kerap kulihat turun hujan dari/sudut bola matamu,/
jatuh membasahi tanah kelahiranku/
Agak pemborosan menurut saya, akan lebih enak kalau dibikin lebih seksi, semisal:
Aku ingin membaca matamu
Mata yang kini asing bagiku
Yang kerap turun hujan
Membasahi tanah kelahiran
Mungkin hanya ituπ
Salam kata.
MANTAB nah gitu dong
HapusBiar semuanya bisa saling belajar he he he he
Siap, terima kasih. Hehe
HapusPuisi-puisinya sudah bagus. Kalau boleh, sedikit masukan dari saya. Untuk puisi SETETES EMBUN ada kata "alfa", saya kira lebih cocok dengan kalimaynya jika "alpa", sebab "alfa" dan "alpa" berbeda.
BalasHapusUntuk puisi pada matamu, ada kalimat /aku ingin menatap matamu/mata yang kini asing bagiku/yang kerap kulihat turun hujan dari/sudut bola matamu,/
jatuh membasahi tanah kelahiranku/
Agak pemborosan menurut saya, akan lebih enak kalau dibikin lebih seksi, semisal:
Aku ingin membaca matamu
Mata yang kini asing bagiku
Yang kerap turun hujan
Membasahi tanah kelahiran
Mungkin hanya ituπ
Salam kata.
Terima kasih, makin tambah ilmunya hhehe..
HapusMantap puisinya, mengalir ,
BalasHapusdan mudah dimengerti..masukan sudah cukup di atas...semangat terus mengejar mimpimu..
Yap.. Hehehe
HapusTak mau berkata-kata ππ
BalasHapusTerus menulis Lilis, enggak bisa comment sedetail Romzul. Kakak menikmati saja dulu. Heheheπππ
BalasHapusHe he he he
HapusYa, Kak masih terus belajar hehhe
Hapusmengalir dan enak dibaca, meskipun masih ada pemborosan kata
BalasHapusAku jatuh cinta pada semangat anak2 competer.. Menginspirasi, puisinya juga keren2.
BalasHapusPenulisan nama tokoh seperti Cut Nyak Dhien coba sebelum ditulis dicek kembali ya kak Lilis π karena menyangkut identitas orang. π
BalasHapusSiap Kak, hheeh..
HapusKeren kak Lilis
BalasHapusSuwon...
HapusDitunggu karya karya keren selanjutnya kak....
BalasHapusSiap...
HapusGood luck untuk kedepannya teman
BalasHapusNama penanya keren, sama keren dengan puisi-puisinya
BalasHapus
BalasHapusMantapz nduk... Semangat berkarya
Mantabb
BalasHapusLike
BalasHapus