Kumpulan Puisi Lilis Wooden (Lilis Karlina)


sumber foto:wallpaperbetter.com

Setetes Embun
Kita berjumpa di persimpangan jalan gundah,
yang tak pernah alpa oleh gaduh,
riuh angin tertawa, dan sapa kita tanpa tanya
Aku mulai menepi dari jalan yang pernah kita tapak,
memungut daun-daun jatuh dari pohon harapan
Aku mengerti,
aku bukanlah Kartini atau Cut Nyak Din
yang mampu menerobos dan membuka gerbang pertahanan hatimu
Aku hanya setetes embun yang berharap jatuh di atas bibirmu

Madiun, 15, April 2020

Pada Matamu
Aku ingin membaca matamu,
mata yang kini asing bagiku,
yang kerap kulihat turun hujan dari sudut bola matamu,
jatuh membasahi tanah kelahiranku
Katakan padaku, apa yang kau simpan di dadamu
Ibu?

Madiun, 15 April 2020

Seikat Bunga
Kau memberiku seikat bunga goyang dan rumput liar
Aku merasa kau telah memaksa mereka untuk tumbang
Getah mengalir bagai hilir,
dari batang  jadi luka radang
Kudengar dendang-dendang nyanyian mereka jadi dendam
Saat kelopak menempel pada bibirku,
bila terbuka akan kau dengar suara sumbang

Madiun, 15 April 2020




Biodata Penulis
                 Nama Lilis Karlina, lebih dikenal dengan nama pena Lilis Wooden, lahir di Madiun pada 18 Juni 1997. Penulis saat ini masih berdomosi di tanah kelahirannya, Madiun. Selain hobi membaca dan menulis, penulis juga hobi marah-marah, suka dengan anak kecil dan hal-hal aneh, sedang bergiat di COMPETER dan  belajar QUOTE AIS #1, punya jilbab kesayangan warna pink dan sedang mencari seseorang lewat sajak. “ Robohkan tembok penghalang mimpimu, yaitu putus asa. Meski sering gagal, karena kegagalan akan membuatmu belajar tentang  arti sebuah kemenangan” (Lilis Karlina).
Anda bisa mengenal lebih dekat dengan penulis dan tukar pikiran lewat akun IG @putrililis1806

Komentar

  1. Ini yang lihat sudah banyak tapi yang berkenan meniggalkan jejak masih minim. Ayo dung jangan lupa tinggalkan komentar sebagai bentuk dukungan/support buat penulis. MUMPUNG KOMENTAR TIDAK DILARANG he he he he .....

    BalasHapus
  2. Semoga kedepannya makin baik lagi

    BalasHapus
  3. Kagum kuhaturkan
    Padamu Sang Putri Jelita
    Senyum paripurna

    Semangat terus ya Lis,
    Tuan putri di masa SMA

    BalasHapus
  4. Puisi-puisinya sudah bagus. Kalau boleh, sedikit masukan dari saya. Untuk puisi SETETES EMBUN ada kata "alfa", saya kira lebih cocok dengan kalimaynya jika "alpa", sebab "alfa" dan "alpa" berbeda.

    Untuk puisi pada matamu, ada kalimat /aku ingin menatap matamu/mata yang kini asing bagiku/yang kerap kulihat turun hujan dari/sudut bola matamu,/
    jatuh membasahi tanah kelahiranku/

    Agak pemborosan menurut saya, akan lebih enak kalau dibikin lebih seksi, semisal:

    Aku ingin membaca matamu
    Mata yang kini asing bagiku
    Yang kerap turun hujan
    Membasahi tanah kelahiran

    Mungkin hanya ituπŸ™
    Salam kata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MANTAB nah gitu dong
      Biar semuanya bisa saling belajar he he he he

      Hapus
  5. Puisi-puisinya sudah bagus. Kalau boleh, sedikit masukan dari saya. Untuk puisi SETETES EMBUN ada kata "alfa", saya kira lebih cocok dengan kalimaynya jika "alpa", sebab "alfa" dan "alpa" berbeda.

    Untuk puisi pada matamu, ada kalimat /aku ingin menatap matamu/mata yang kini asing bagiku/yang kerap kulihat turun hujan dari/sudut bola matamu,/
    jatuh membasahi tanah kelahiranku/

    Agak pemborosan menurut saya, akan lebih enak kalau dibikin lebih seksi, semisal:

    Aku ingin membaca matamu
    Mata yang kini asing bagiku
    Yang kerap turun hujan
    Membasahi tanah kelahiran

    Mungkin hanya ituπŸ™
    Salam kata.

    BalasHapus
  6. Mantap puisinya, mengalir ,
    dan mudah dimengerti..masukan sudah cukup di atas...semangat terus mengejar mimpimu..

    BalasHapus
  7. Tak mau berkata-kata 😍😍

    BalasHapus
  8. Terus menulis Lilis, enggak bisa comment sedetail Romzul. Kakak menikmati saja dulu. Hehehe😊😊😊

    BalasHapus
  9. mengalir dan enak dibaca, meskipun masih ada pemborosan kata

    BalasHapus
  10. Aku jatuh cinta pada semangat anak2 competer.. Menginspirasi, puisinya juga keren2.

    BalasHapus
  11. Penulisan nama tokoh seperti Cut Nyak Dhien coba sebelum ditulis dicek kembali ya kak Lilis πŸ˜‰ karena menyangkut identitas orang. 😊

    BalasHapus
  12. Ditunggu karya karya keren selanjutnya kak....

    BalasHapus
  13. Good luck untuk kedepannya teman

    BalasHapus
  14. Nama penanya keren, sama keren dengan puisi-puisinya

    BalasHapus

  15. Mantapz nduk... Semangat berkarya

    BalasHapus

Posting Komentar